Judul buku : Negeri Di Ujung Tanduk
Penulis : Tere Liye
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Terbitan Pertama : 2013
Tebal Halaman : 360 halaman
Negeri Di Ujung Tanduk merupakan salah satu karya Tere Liye dan lanjutan dari buku Negeri Para Bedebah.
Buku ini kembali mengisahkan Thomas dalam kehidupan nya sebagai konsultan keuangan yang merambat ke dalam lingkup politik. Dalam kisahnya kali ini, Thomas dengan klien politiknya yang akan maju sebagai calon presiden pada tahun berikutnya dan harus memenangkan konvensi partai untuk maju ke tahap berikutnya. Bukan hal yang mudah untuk maju ke kedalam konvensi partai bagi Thomas dan klien politiknya, dengan keinginan menegakkan hukum bagi seluruh kalangan, banyak rintangan yang harus dilewati. Karna sesuatu yang baik menurut banyak orang, belum tentu baik bagi sebagian lainnya.
Thomas. Karakter yang sangat saya sukai sekaligus karakter utama dalam novel. Pembawaannya yang tenang dan kaya akan strategi menghanyutkan saya untuk terus menyelami dan mengenal lebih dalam dari novel ini. Setiap cara yang ia ciptakan seakan mampu menembus radar saya dalam menebak langkah yang akan ia pilih.
Ahh, lagi-lagi saya dibuat jatuh cinta oleh karya Tere Liye, setiap bait katanya serasa menyihir saya untuk masuk kedalam cerita. Alur yang dibungkus sedemikian epik membuat saya sulit menerka-nerka setiap kejadian yang ada.
Salah satu kalimat favorit saya dalam novel ini yaitu, "tidak ada demokrasi bagi orang-orang bodoh. Lebih jelas lagi, tidak ada demokrasi bagi orang-orang yang berkepentingan." Ya. Terlalu nyata untuk saya lewatkan sehingga selalu terngiang dalam pikiran saya. Dari sini saya mengetahui bahwa, suara rakyat bukanlah suara Tuhan, terlalu omong kosong untuk di akui. Dan dari sini juga saya belajar, 'jika pernyataan berada di atas kepentingan maka kebenaran kadang dipertaruhkan.'
#NegeriDiUjungTanduk #TereLiye

Komentar
Posting Komentar